Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana terumbu karang bisa berkembang biak dengan cara yang begitu sinkron dan spektakuler? Semua ini berkat fenomena alam yang dipengaruhi oleh bulan. Mari kita menyelam ke dunia bawah laut karang dan mengeksplorasi bagaimana cahaya bulan memicu salah satu peristiwa alam yang sangat menakjubkan, spawning massal karang.
Apa itu Spawning Karang?
Spawning Karang Acropora saat Mass Spawning
(Sumber: Great Barrier Reef Foundation)
Spawning karang adalah proses di mana karang melepaskan bundel kecil sperma dan telur ke dalam air. Bayangkan pertunjukan kembang api bawah laut, tetapi alih-alih percikan api, itu adalah jutaan gamet karang (sel reproduksi) yang mengapung ke permukaan. Ini biasanya terjadi secara bersamaan, dikenal sebagai spawning massal, di mana banyak karang melepaskan gamet mereka pada saat yang bersamaan.
Bagaimana hal itu terjadi bersamaan? Mengapa dapat terjadi spawning secara massal?
Bulan memainkan peran penting dalam proses ini. Para ilmuwan menemukan bahwa karang sering melakukan spawning selama fase-fase tertentu dari bulan, terutama saat bulan purnama. Namun, beberapa spesies mungkin melakukan spawning pada fase bulan lainnya.
Ternyata, cahaya dari bulan, terutama saat purnama, menjadi sinyal bagi karang untuk melakukan broadcasting, dengan begitu mass spawning dapat terjadi. Karang memiliki molekul sensitif cahaya khusus, seperti opsin dan cryptochrome, yang mendeteksi cahaya bulan. Molekul-molekul ini membantu karang menyinkronkan siklus reproduksi mereka dengan siklus lunar. Lalu, bagaimana cahaya bulan purnama berbeda dengan hari biasa?
Bulan Purnama dan Reproduksi Massal
Ekspresi Gen Karang Sebelum, Saat, dan Setelah Bulan Purnama
(Sumber: Kaniewska, et al., 2015)
Selama bulan purnama, langit malam lebih terang dan peningkatan intensitas cahaya ini bertindak sebagai isyarat bagi karang. Ketika bulan purnama, cahayanya memicu serangkaian perubahan genetik dan seluler pada karang. Menurut Kaniewska et al. (2015), frekuensi cahaya dari bulan saat purnama berada di zona biru (400-500 mm) dan hijau (500-620 mm), yang menjadi kunci utama sebagai sinyal untuk ditangkap oleh opsin dan cryptochrome. Perubahan ini diartikan okeh karang, bahwa sudah saatnya melepaskan gamet mereka. Sinkronisasi ini memastikan bahwa gamet dari berbagai karang dilepaskan dan bertemu di air, meningkatkan kemungkinan pembuahan yang sukses.
Berdasarkan Figure C, pada waktu 21:00 hingga 23:00 saat malam spawning menunjukkan peningkatan ekspresi gen, yang dilambangkan dengan warna merah. Hal ini mengindikasikan bahwa selama periode ini, gen-gen yang relevan dengan proses pemijahan sangat aktif. Aktivasi ini mungkin mencakup berbagai kategori gen yang berkontribusi pada kesuksesan spawning massal.
Ilmu di Balik Sensitivitas Cahaya
Opsin dan cryptochrome adalah pemain kunci dalam proses ini. Opsin adalah protein yang merespons cahaya, membantu karang mendeteksi perubahan di lingkungan mereka. Cryptochrome, di sisi lain, dapat membedakan antara cahaya matahari dan cahaya bulan. Protein-protein ini bekerja sama untuk mengatur waktu spawning karang, memastikan hal itu terjadi dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Faktor Lingkungan
Meskipun cahaya bulan adalah faktor signifikan, kondisi lingkungan lain seperti suhu permukaan air laut dan penyinaran juga berperan dalam spawning karang. Kondisi-kondisi ini harus selaras dengan siklus bulan yang menjadi sinyal bagi karang untuk spawning secara massal.
Dampak Cahaya Buatan
Penting untuk dicatat bahwa cahaya buatan di malam hari dapat mengganggu proses alami ini. Penelitian menunjukkan bahwa polusi cahaya dapat mengganggu sinyal bulan, berpotensi memengaruhi waktu dan keberhasilan peristiwa spawning karang.
Singkatnya, cahaya bulan purnama berfungsi sebagai jam alarm alami bagi karang, memberi tahu mereka kapan harus melakukan spawning. Sinkronisasi yang luar biasa ini tidak hanya menyoroti hubungan rumit antara kehidupan laut dan siklus bulan tetapi juga menekankan pentingnya pola cahaya alami dalam ekosistem laut.
Jadi, lain kali Anda memandang ke arah bulan purnama, ingatlah bahwa di bawah ombak, karang mungkin sedang bersiap untuk acara mass spawning, dengan panduan cahaya dari bulan purnama.
Referensi:
2025 Phases of the Moon – Griffith Observatory – Southern California’s gateway to the cosmos!
Davies, T.W., Levy, O., Tidau, S., Tidau, S., Marangoni, L. F. D. B., Wiedenmann, J., D’Angelo, C. dan Smyth, T. 2023. Global Disruption of Coral Broadcast Spawning Associated With Artificial Light at Night. Nature Communication (14)2511; 1-7.
Kaniewska, P., Alon, S., Karako-Lampert, S., Hoegh-Guldberg, O. dan Levy, O. 2015. Signaling Cascades and The Importance of Moonlight in Coral Broadcast Mass Spawning. eLIFE, 4(2015): e09991.
Poehn, B., Krishnan, S., Zurl, M., Coric, A., Rokvic, D., Häfker, N. S., Jaenicke, E., Arboleda, E. Orel, L., Raible, F., Wolf, E. dan Tessmar-Raible, K. 2022. A Cryptochrome Adopts Distinct Moon and Sunlight States and Functions As Sun Versus Moonlight Interpreter in Monthly Oscillator Entrainment. Nature Communication, (13)5520: 1-18.
Seeking the spawn – Schmidt Ocean Institute
What is coral spawning? – Great Barrier Reef Foundation
Artikel ini dibuat oleh: Mohamad Ihsan Fadil (MDC XXIX)
Waspada Dira Anuraga!