Turritopsis dohrnii, Si Ubur – Ubur Yang Abadi

Ubur ubur merupakan hewan invertebrata yang termasuk kedalam filum cnidaria. Filum ini memiliki ciri istimiwa yang khas yaitu kepunyaanya sel nematosit / penyengat. Tidak hanya memiliki sel penyengat, ubur ubur juga dikenal memilki tingkat regenerasi yang tinggi bahkan dapat mengulang siklus hidupnya seperti pada spesies Turritopsis dohrnii.

Turritopsis dohrnii sering dikenal sebagai “ubur-ubur abadi,” ubur-ubur ini memiliki badan kecil dan memiliki kemampuan luar biasa untuk meremajakan dirinya sendiri dan kembali ke tahap polip setelah mencapai kematangan seksual. Turritopsis dohrnii hidup di perairan hangat dan beriklim sedang di berbagai lautan di dunia. Ubur-ubur ini ditemukan di Laut Mediterania, tetapi juga telah dilaporkan di lautan di seluruh dunia karena kemampuan mereka yang luar biasa untuk bertahan hidup dalam berbagai kondisi lingkungan.

Gambar 1. Bentuk Morfologi Turritopsis dohrnii
(Sumber : Zhang dan Ertl, 2020)

Turritopsis dohrnii memiliki tubuh yang transparan dan berbentuk lonceng dengan diameter sekitar 4,5 mm. Di bawah loncengnya, terdapat tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dan mempertahankan diri dari predator. Tentakel ini juga mengandung sel nematosit yang digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Umumnya reproduksi ubur ubur dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Dalam reproduksi seksual, jantan dan betina melepaskan sel sperma dan telur sehingga terjadi proses pembuahan. Hasil dari pembuahan ini adalah larva planula yang kemudian menempel pada substrat dan berkembang menjadi polip. Polip ini kemudian dapat berkembang menjadi ubur-ubur dewasa melalui proses yang disebut strobilasi atau medusa. Tetapi, dalam reproduksi Turritopsis dohrnii memiliki kemampuan unik untuk kembali ke tahap polip setelah mencapai kematangan seksual melalui proses yang disebut transdiferensiasi, di mana sel-sel dewasa berubah menjadi jenis sel yang berbeda.

Gambar 2. Siklus Hidup Turritopsis dhornii
(Sumber : Matsumoto et al., 2019)

Turritopsis dohrnii memiliki kemampuan unik yaitu kembali ke tahap polip melalui proses yang disebut transdiferensiasi. Reproduksi ini terjadi ketika ubur ubur mengalami kondisi terancam sehingga memungkinkan kembali mengulangi siklus hidupnya. Berikut adalah tahapan utama dalam proses ini:

  1. Pembentukan Kista: Ketika medusa mengalami kondisi terancam, ia akan mengalami regresi dan berubah menjadi massa sel yang kurang terdiferensiasi yang dikenal sebagai kista (cyst). Selama tahap ini, sel-sel medusa mengalami reorganisasi dan kehilangan diferensiasi yang telah mereka capai.
  2. Transdiferensiasi: Sel-sel dalam kista ini kemudian mengalami transdiferensiasi, sebuah proses di mana sel-sel dewasa berubah menjadi jenis sel yang berbeda. Langkah ini adalah kunci yang memungkinkan kista untuk berkembang kembali menjadi polip.
  3. Pembentukan Polip Baru: Setelah proses transdiferensiasi selesai, kista berkembang menjadi polip baru yang secara genetik identik dengan medusa asli. Polip ini kemudian dapat berkembang melalui siklus hidup normal, menghasilkan medusa baru dan mengulangi prosesnya jika diperlukan.

Reproduksi ini membantu dalam memperpanjang umur Turritopsis dohrnii dengan mengembalikan siklus hidupnya bila terancam, akan tetapi Turritopsis dohrnii tetap dapat mati jika dimakan oleh predatornya.

Daftar Pustaka

Matsumoto, Y., Piraino, S., & Miglietta, M. P. (2019). Transcriptome characterization of reverse development in Turritopsis dohrnii (Hydrozoa, Cnidaria). G3: Genes, Genomes, Genetics9(12), 4127 – 4138.

invasions.si.edu/nemesis/calnemo/species_summary/-502

Zhang, Y., & Ertl, H. C. (2020). T and B Cell Metabolism in Older Adults. Immunometabolism2(3)

Artikel ini dibuat oleh : Haikqal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *