Ekosistem terumbu karang: Metropolis yang sibuk

Ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Taka Bonerate

Ekosistem terumbu karang adalah suatu ekosistem yang kompleks–dibentuk oleh beragam jenis terumbu karang keras dan beraneka invertebrata, ikan, hingga mikroorganisme yang hidup di ekosistem ini. Interaksi antara seluruh komponen biotik dan abiotik yang terjadi secara bersamaan membuat ekosistem ini selalu sibuk. Seperti kota besar yang penuh dengan bising kendaraan, percakapan manusia, atau aktivitas lainnya, ekosistem terumbu karang juga berisik dengan kesibukan masing-masing penghuninya. Malahan, “berisik” bisa menunjukkan bahwa suatu ekosistem itu sehat.

Bentang suara (soundscape) mampu merepresentasikan status kesehatan ekologi suatu ekosistem terumbu karang. Pada ekosistem yang sehat, berbagai jenis ikan dan invertebrata mampu menghasilkan suara dan bentang suara ekosistem menjadi lebih berisik dan beragam. Hal ini berperan penting dalam fungsi ekosistem, terutama karena suara yang dihasilkan dapat membantu perilaku rekrutmen dan penetapan larva dari banyak organisme terumbu karang. Sebaliknya, degradasi pada ekosistem terumbu karang mengakibatkan perubahan bentang suara sehingga mengurangi pengaruhnya dalam menarik perhatian organisme yang ingin menetap pada substrat (settlement).

Selain itu, kebanyakan organisme yang berkontribusi mengeluarkan suara bersifat nokturnal dan/atau tersembunyi dan biasanya tidak terlihat oleh manusia ketika menyelam. Makanya, suara-suara ini juga bisa memberikan informasi tentang keberadaan, keanekaragaman, kelimpahan, dan perilaku organisme-organisme terumbu karang yang sulit terdata secara visual.

Contoh metode tradisional survei ekologi secara visual

Seperti apa sih suara suatu ekosistem terumbu karang? Nah, coba dengarkan cuplikan audio yang diambil di wilayah terumbu karang Pulau Lady Elliot ini ya Buddies!

Suara-suara yang membentuk bentang suara ekosistem terumbu karang ada banyak macamnya lho! Sebagian besar kontribusi suara dihasilkan oleh ikan-ikan terumbu dan invertebrata seperti udang. Para peneliti mengkategorikan jenis-jenis suara tersebut, diantaranya “hum”, “purr”, “growl”, “rattle”, dan “click”.

Jenis-jenis suara yang dihasilkan organisme terumbu karang, terutama ikan terumbu
Sumber: Lobel et al. (2010)

 

Ada sekitar 48 famili ikan terumbu yang tercatat mampu menghasilkan suara. Suara tersebut umumnya dapat berasal dari berbagai aktivitas seperti suara hidrodinamis ketika berenang, suara saat menggesekan bagian tubuh ke substrat keras, dan suara kontraksi otot pada kantung renang. Tapi, seringkali ikan terumbu juga mengeluarkan suara yang memiliki fungsi tertentu, disebut dengan behavioral sounds. Secara garis besar, ada tiga fungsi utama suara yang dihasilkan ikan terumbu yaitu, agonisme (kompetisi, pertahanan wilayah, dan perkelahian), reproduksi, dan pertahanan diri.

Salah satu contoh perilaku agonisme adalah pada spesies Stegastes partitus yang mengeluarkan suara sebagai sinyal untuk mengusir organisme lain dan mempertahankan wilayahnya. Hypoplectrus unicolor, ikan yang berasal dari famili Serranidae (kerapu) ini adalah salah satu contoh ikan yang “memanggil” satu individu dengan lainnya untuk bergantian peran selama proses pemijahan. Famili Dactylopteridae, Priacanthidae, dan Pempheridae adalah beberapa famili yang tercatat berkomunikasi dengan suara pada saat terganggu atau terancam. Selain ikan terumbu, udang juga menghasilkan suara berfrekuensi tinggi dari capitannya.

Stegastes partitus (Sumber: Reeflifesurvey)
Hypoplectrus unicolor (Sumber: Reeflifesurvey)

Studi terkini menunjukkan bahwa keberhasilan restorasi terumbu karang juga dapat terdeteksi melalui bentang suara yang dihasilkan. Suatu penelitian membandingkan area terumbu karang yang telah pulih selama tiga tahun dengan area yang terdegradasi dan area yang belum pernah rusak. Hasil menunjukkan bahwa setidaknya 50% suara lebih sering terdengar di habitat yang sehat dan telah pulih. Hal ini kemungkinan besar berhubungan erat dengan peran bentang suara dari suatu ekosistem yang sehat terhadap larva organisme terumbu karang, terutama karang keras itu sendiri, sebagai sinyal untuk mencari substrat dan melakukan settlement, sehingga mendorong pertumbuhan karang baru.

Referensi:
Carrington, D. 2021 Listen to the fish sings: scientists record ‘mind-blowing’ noises of restored coral reef. The Guardian.

Lamont, T. A., Williams, B., Chapuis, L., Prasetya, M. E., Seraphim, M. J., Harding, H. R., ... and Simpson, S. D. 2022. The sound of recovery: Coral reef restoration success is detectable in the soundscape. Journal of Applied Ecology, 59(3): 742-756.

Lobel, P.S., Kaatz, I.M., and Rice, A.M. 2010. Acoustical Behavior of Coral Reef Fishes in “Reproduction and Sexuality in Marine Fishes: Patterns and Processes”. University of California Press, Berkeley, pp. 107-386.

Vermeij, M. J., Marhaver, K. L., Huijbers, C. M., Nagelkerken, I., and Simpson, S. D. 2010. Coral larvae move toward reef sounds. PloS one, 5(5), e10660.

Audio: "Sound of Lady Elliot Island Coral Reef" Recorded by Catlin Seaview Survey via National History Museum UK

 


Artikel dibuat oleh: Andalusia Siti N. & Dhiya U. Hilmi (MDC XXVIII)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *