Belangkas Padi, biota perairan yang eksotik dan merupakan salah satu fosil hidup yang ada di dunia.
(Sumber: BKSDA Sumatera Selatan)
Belangkas padi memiliki nama latin Carcinoscorpius rotundicauda. Spesies ini memiliki morfologi yaitu bentuk tubuh seperti tempurung baja yang memiliki warna kecoklatan dan memiliki duri belakang runcing dan panjang. Bagian depan (anterior) hewan ini seperti tapal kuda dengan permukaan yang licin, silindris, serta menutupi ruas-ruas kepala dan dada. Bagian tengah C. rotundicauda menutupi 7 ruas perut dengan bagian tepi memiliki duri-duri panjang dengan ukuran yang bervariasi tergantung jenis kelamin. Bagian paling belakang spesies ini memiliki bentuk mirip dengan duri panjang dan runcing yang sering disebut sebagai duri ekor.
C. rotundicauda memiliki habitat di laut dangkal dengan pasir dan lumpur, namun juga sering dijumpai di muara sungai. Mimi mempunyai persebaran yang luas, salah satunya belangkas padi. Spesies ini dapat ditemukan di wilayah Atlantik Utara dan Asia. Di Atlantik Utara, C. rotundicauda dapat ditemukan di sepanjang pantai Atlantik dan Teluk Meksiko dengan kelimpahan terbesar dapat ditemukan di antara Virginia dan New Jersey. Sedangkan persebaran C. rotundicauda di wilayah perairan Asia dimulai dari India hingga Jepang termasuk sekitar Indonesia dan Filipina.
(Sumber: eol.org)
C. rotundicauda telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dikonsumsi, seperti di bagian telur untuk dimakan. Selain itu, belangkas padi juga dikonsumsi sebagai obat oleh masyarakat. Ekstrak plasma darah belangkas padi telah banyak digunakan untuk kajian biomedis dan lingkungan, salah satunya untuk mendiagnosa penyakit meningitis dan gonore yang telag banyak dimanfaatkan di negara negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Asia Barat.
(Sumber: globalseafood.or)
Belangkas padi telah masuk ke dalam daftar merah IUCN dengan status data deficient atau kurangnya informasi dan perlu diperbaharui lagi. Di Indonesia, belangkas padi merupakan salah satu biota yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018, tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Daftar Pustaka
Aini, N.K., A. Mashar, H.H. Madduppa dan Y. Wardiatno. 2020. Keragaman genetik mimi (Carcinoscorpius rotundicauda dan Tachypleus gigas) di perairan Demak, Madura dan Balikpapan berdasarkan penanda Random Amplified Polymorphic DNA. Journal of Natural Resources and Environmental Management., 10(1): 124-137.
Ubaidillah, R., R.M. Marwoto, R.K. Hadiaty, Fahmi, D. Wowor, Mumpuni, R. Pratiwi, A.H. Tjakrawidjaja, Mudjiono, S.T. Hartati, Hertanto, A. Riyanto, dan N. Mujiono. 2013. Biota Perairan Terancam Punah di Indonesia Prioritas Perlindungan. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau – Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, 198 hlm
Oleh:
Adit (MDC XXVIII)
Waspada Dira Anuraga!