Tepat pada hari ini, 17 Agustus, 79 tahun telah berlalu sejak momen yang sangat berharga dalam sejarah negara Indonesia terjadi, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Pada tahun ini, tema yang diusung untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia adalah ‘Nusantara Baru Indonesia Maju.’ Peringatan kemerdekaan RI kali ini dianggap menjadi momen pembuka bagi beberapa transisi besar di Indonesia yang meliputi penyongsongan Ibu Kota baru, pergantian pemimpin, dan Indonesia Emas 2045. Tema yang diusung tersebut secara langsung mengingatkan kita bahwa peringatan kemerdekaan RI ke-79 tahun kali ini menandakan bahwa perjalan menuju Indonesia Emas 2045 tinggal tersisa 21 tahun lagi. Indonesia emas 2045 tidak hanya dijadikan menjadi penanda bahwa kemerdekaan Indonesia telah mencapai 100 tahun, tetapi juga mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur. Tentu saja hal untuk mencapai impian tersebut, diperlukan kemajuan di berbagai sektor secara menyeluruh, berencana, dan berkelanjutan. Dari sekian banyak pilar pembangunan yang disusun, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dari sektor maritim menjadi salah satu yang menjadi perhatiaan mengingat eksistensi Indonesia sebagai negara maritim.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sebagian besar adalah perairan yaitu mencapai 6,4 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (Data Rujukan Nasional Kelautan, 2018) Angka yang besar bukan? Diikuti dengan hadirnya sumber daya laut yang melimpah menjadikan sektor maritim Indonesia salah satu pilar dari sekian banyak pilar yang dirancang untuk mencapai Indonesia Emas 2045, terutama berhubungan dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sebagian besar adalah perairan yaitu mencapai 6,4 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (Data Rujukan Nasional Kelautan, 2018) Angka yang besar bukan? Diikuti dengan hadirnya sumber daya laut yang melimpah menjadikan sektor maritim Indonesia salah satu pilar dari sekian banyak pilar yang dirancang untuk mencapai Indonesia Emas 2045, terutama berhubungan dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Laut Indonesia yang luas dengan kekayaan alam yang berlimpah dan segala keindahan menakjubkan di dalamnya dapat dikatakan merupakan sebuah anugerah. Bukan hal yang asing terdengar di telinga sebagai orang bahwa Indonesia merupakan penyedia tiga ekosistem pesisir penting, salah satunya ekosistem terumbu karang. Indonesia merupakan bagian dari segitiga terumbu karang (Coral triangle). Diperkirakan luas terumbu karang di Indonesia mencapai lebih dari 51 ribu kilometer persegi, atau setara dengan 18% dari luasan terumbu karang di dunia. Terletak di jantung segitiga terumbu karang membuat Indonesia menjadi biodiversity hotspot, dibuktikan dengan 72% spesies karang yang ada di dunia dapat ditemukan di perairan Indonesia tepatnya di Semenanjung Deborai, Papua (WWF. 2018). Hal ini tentu memberikan keunggulan bagi Indonesia untuk dimanfaatkan dengan sebaik mungkin sebagai salah satu negara aset terumbu karang dunia.
Coral Triangle (Sumber: WWF)
Banyak orang telah mengenal terumbu karang dengan besarnya peran mereka secara ekologis. Ekosistem terumbu karang mampu menyediakan sumber makanan, tempat hidup dan berlindung bagi beragam jenis makhluk hidup, perlindungan bagi ekosistem sekitarnya, hingga membantu proses biogeokimia lautan. Tetapi apakah kalian tahu bahwa terumbu karang bisa menjadi salah satu kunci pendorong ekonomi negara? Pembangunan ekonomi Indonesia terutama dalam bidang maritim melibatkan berbagai sektor, diantaranya sektor pariwisata dan perikanan yang amat sangat berhubungan dengan ekosistem terumbu karang.
Sektor pariwisata bawah laut di Indonesia telah dikenal masyarakat di seluruh dunia. Sebagai warga negara Indonesia, kita tidak perlu pergi terlalu jauh dari kampung halaman kita untuk tetap dapat menikmati keindahan dunia bawah laut yang memanjakan mata. Ada banyak sekali lokasi pariwisata bawah laut Indonesia yang sangat terkenal, mulai dari Pulau Derawan, Karimunjawa, Bali, Banda Neira, hingga Raja Ampat. Pariwisata pesisir dan lautan di Indonesia sangat bergantung dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Keindahan keanekaragaman hayati yang dimiliki terumbu karang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan rekreasi baik di area terumbu karang itu sendiri ataupun di sekitarnya, terutama snorkeling dan diving. Masyarakat lokal yang tinggal di daerah pesisir atau pulau-pulau kecil kerap memanfaatkan hal ini sebagai sumber mata pencaharian, sehingga sangat berpotensi mendongkrak ekonomi lokal, regional, hingga nasional.
Wisata Diving di Taman Nasional Taka Bonerate
Pesisir pantai yang indah sebagai objek turisme di resort Telunas, Pulau Sugi, Riau)
Jika kita berbicara soal sektor perikanan, Indonesia merupakan negara penghasil ikan terbesar kedua di dunia (Goodstats). Tidak sedikit porsi dari perikanan Indonesia sangat didukung oleh keberadaan ekosistem terumbu karang. Terumbu karang menjadi area penyuplai stok komoditas perikanan Indonesia dengan menyediakan habitat bagi biota-biota tersebut. Namun, saat ini stok ikan di Indonesia justru sangat memprihatinkan karena telah mencapai level overexploited.
Namun, di sisi lain terumbu karang juga menghadapi berbagai masalah serius. Perubahan iklim merupakan salah satu penyebab utama terjadinya penyebab kerusakan terumbu karang seperti kenaikan suhu air laut dan pemutihan karang. Terlebih lagi, aktivitas antropogenik tidak bertanggung jawab seperti perikanan yang destruktif dan polusi memperparah dan mempercepat dampak dari perubahan iklim itu sendiri. Selama beberapa dekade terakhir, setengah terumbu karang di dunia telah hilang atau rusak (Smithsonian Magazine). Rusaknya terumbu karang sangat berdampak pada penurunan stok ikan menyebabkan nelayan-nelayan lokal makin kesulitan untuk mencari ikan. Padahal di waktu yang sama, perikanan Indonesia sudah ter overeksploitasi. Kerusakan terumbu karang yang semakin cepat terjadi sangat mengancam keberadaan sektor pariwisata terutama di pesisir dan pulau-pulau kecil. Mengingat hal ini, apakah segala potensi sumber daya alam di Laut Indonesia dapat dimanfaatkan hingga masa mendatang? Apakah keindahan laut Indonesia akan tetap dapat dinikmati secara langsung selama puluhan hingga ratusan tahun ke depan, atau akan hanya menjadi kenangan semata.
Penting bagi seluruh masyarakat Indonesia mengetahui pentingnya ekosistem terumbu karang dan fungsinya secara ekologis dan ekonomis. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama melindungi terumbu karang tersisa yang kita miliki. tentunya kolaborasi peran dari pihak lain seperti pemerintah, ilmuwan, dan akademisi juga sama pentingnya. Beberapa inisiasi upaya perlindungan di Indonesia telah dikembangkan oleh pemerintah dan LSM seperti projek COREMAP oleh LIPI (yang sekarang menjadi BRIN).
Menjaga terumbu karang bukan hanya tentang melestarikan keindahan alam, tetapi juga tentang memastikan masa depan bangsa. Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, kita perlu memahami bahwa pemanfaatan ekosistem terumbu karang yang berkelanjutan adalah salah satu aset terbesar yang kita miliki untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan menyadari pentingnya peran terumbu karang, mari kita bersama-sama berkomitmen untuk melindungi keindahan ekosistem ini, serta memanfaatkan apa yang ada di dalamnya secara bijak. Demi kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang. Hanya dengan langkah nyata dan kepedulian bersama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang makmur dan lestari
Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia!
Dirgahayu RI ke-79
Artikel ini ditulis oleh Dhiya Ufaira H. (MDC XXVIII) dan Andalusia Siti Nurazizah (MDC XXVIII)