Ekspedisi Corallium XX

Senin (29/10) dini hari, anggota muda MDC XXV dan anggota MDC lainnya berangkat menuju pelabuhan Kartini, Jepara. Ini merupakan awal perjalanan dari ekspedisi pertama bagi anggota muda MDC XXV, Ekspedisi Corallium XX. Tahun ini, Ekspedisi Corallium diikuti oleh 4 orang anggota muda MDC XXV, 9 orang dari MDC XXIV, 3 orang dari MDC XXIII, dan 1 orang dari MDC XXII. Ekspedisi Corallium merupakan ekspedisi tahunan yang dilakukan oleh kelompok studi Marine Diving Club (MDC), Universitas Diponegoro untuk mendata ekosistem terumbu karang dan ikan karang di seluruh 27 pulau yang ada di kepulauan Karimunjawa. Kali ini, Pulau Krakal kecil merupakan target pendataan dengan 2 site pengambilan data, yaitu pada bagian barat dan utara. Hasilnya, terumbu karang pada pulau Krakal kecil didominasi oleh genus Acropora, Anacropora, dan Porites. Sedangkan ikan karang didominasi oleh famili Pomacentridae

Kapal ASDP Siginjai di Pelabuhan Kartini
Selamat datang di Karimunjawa!

 

 

 

 

 

 

 

Pendataan Ikan di Pulau Krakal Kecil oleh Epinephelus (Anggota Muda MDC XXV)

Ekspedisi Corallium tahun ini juga mengangkat isu mengenai sampah, terutama sampah plastik. Menurut data dari Balai Taman Nasional Karimunjawa, sampah plastik merupakan masalah yang tidak ada habisnya menghantui kepulauan Karimunjawa. Maka dari itu, tim ekspedisi melakukan pemasangan plang di Pulau Nyamuk yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah plastik. Pemasangan plang juga dibantu oleh masyarakat desa Nyamuk sendiri. Selain itu, tim ekspedisi juga bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang dengan melakukan demonstrasi pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai solusi untuk memanfaatkan sampah organik di sekitar lingkungan rumah warga. Para warga yang ikut serta dalam demontrasi ini cukup antusias dalam mengikuti materi yang diberikan, dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh para warga kepada pemateri.

Pemasangan Plang dengan Masyarakat Pulau Nyamuk
Lubang Resapan Biopori (LRB)

Tim ekspedisi juga melakukan pendataan sosial ekonomi di Pulau Karimun dan Pulau Nyamuk. Pendataan ini juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat pada sampah. Misalnya pada Pak Husein (48 tahun), seorang nelayan di Pulau Nyamuk. Menurut yang beliau sampaikan, masyarakat Desa Nyamuk masih menggunakan cara lama untuk mengolah sampah, yaitu dengan cara dibakar. Selain itu, beliau mengatakan ketika ia melaut, seringkali ia melihat sampah botol plastik mengapung di permukaan air laut.

Hasil dari ekspedisi ini akan dipresentasikan dalam Seminar Hasil yang akan dilaksanakan tanggal 8 Desember 2018. Disana akan ada pemaparan hasil dan pemutaran video ekspedisi! Penasaran? Jangan lupa datang ya! Tunggu informasi lebih lanjut.

 

Jangan lupa untuk tonton Dokumenter Ekspedisi Corallium XX!

 

Waspada dira anuraga!

 

Zoopilus / Jihad El Fikry (Anggota Muda MDC XXV)

 

Waspada dira anuraga!


 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *