Sotong: Si Bunglon Laut

Sotong adalah hewan laut dari ordo Sepiida. Mereka termasuk kelas Cephalopoda, dengan memiliki cangkang internal (cuttlebone) yang unik, atau dan oleh karena itu sotong juga sering disebut sebagai cuttlefish. Sotong memiliki delapan lengan, dan dua tentakel yang dilengkapi dengan pengisap untuk menangkap mangsanya. Mereka umumnya mempunyai ukuran antara 15-25 cm. Sotong adalah predator bagi kepiting, udang, ikan, octopodes, cacing, dan cumi-cumi lainnya. Namun, sotong pun menjadi memiliki predator yaitu lumba-lumba, hiu, ikan, anjing laut, burung laut, dan cumi-cumi lainnya.

Meskipun tidak bisa melihat warna, tetapi sotong memiliki kemmapuan dapat merasakan polarisasi cahaya, yang juga meningkatkan persepsi mereka tentang kontras. Mereka memiliki dua tempat sel sensor yang terkonsentrasi di retina mereka (dikenal sebagai foveae), satu untuk melihat lebih ke depan, dan satu lagi untuk melihat lebih ke belakang. Perubahan mata sotong dilakukam secara fokus dengan menggeser posisi seluruh lensa sehubungan dengan retina. Berbeda dengan mata vertebrata, tidak ada blind spot, karena saraf optik sotong terletak di belakang retina. Mata tersebut telah dikembangkan sepenuhnya sebelum kelahiran dan juga terlatih untuk mulai mengamati lingkungan, termasuk mengenali makanan mereka, bahkan sejak masih dalam telur.

Sotong seringkali disebut sebagai “bunglon laut”, ini karena kemampuan luar biasa mereka untuk secara cepat mengubah warna kulit mereka. Perubahan warna Sotong, pola (termasuk polarisasi gelombang cahaya yang dipantulkan), dan bentuk kulit dimaksudkan untuk berkomunikasi dengan sotong lainnya, menyamarkan diri mereka sendiri, dan sebagai tampilan untuk memperingatkan predator mereka. Sotong dapat dengan cepat mengubah warna kulitnya dan mencocokkannya dengan lingkungan mereka dan menciptakan pola warna yang kompleks. Mereka juga memiliki kemampuan untuk menilai lingkungan mereka agar dapat sesuai dengan warna, kontras dan tekstur substrat bahkan dalam kegelapan total.

 

 

Sotong dapat melakukan kamuflase dengan variasi warna dalam substrat dan kulit hewan yang ditiru sehinnga terlihat sangat mirip. Walaupun hal ini pun tergantung pada spesiesnya, kulit sotong pun akan merespon terhadap perubahan substrat dengan cara yang berbeda. Sotong menggunakan penyamaran mereka untuk berburu dan menyelinap di antara mangsa mereka. Kemampuan lainnya dari sotong adalah mampu menembakkan sebuah jet air yang keluar dari siphon, untuk mencari mangsa yang terkubur di dalam pasir.

 

Naufal Prinanda (MDC XXIII)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *