Menyelami Laut Seram dan Mengagumi Keindahannya

Menyelam di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu keinginanku sebagai anak kelautan . Karena ketika aku menyelam dan bertemu dengan berbagai biota rasanyaa aahhh mantapp seneng banget apalagi ketika ngeliat ikan – ikan scholling di sekitarku rasanya seakan mereka pun menyambut kehadiran ku.

November 2020, menjadi bulan dan tahun dimana aku diberikan kesempatan menjadi salah satu volunteer dalam kegiatan monitoring project oleh World Wildlife Fund (WWF) di Laut Seram. Sebuah kesempatan yang menyenangkan karena untuk pertama kalinya aku menyelam di Indonesia bagian timur dan pertama kalinya menyelam lagi  selama pandemi berlangsung. Aku pun berangkat dari semarang menuju Ambon, dengan berbekal ilmu yang aku pelajari dan dapatkan di Marine Diving Club.

Dalam kegiatan monitoring ini kami terbagi menjadi dua tim monitoring yaitu tim caretta dan tim carcharodon hanya untuk seru-seruan aja namanya hehehe. Untuk tim ku bernama tim caretta yang berisi aku, ka fikri MDC XXV, ka Rizky MDC XXV, Mas Miko MDC XVI, Mas Taufik, Mas nuy, Mas Jibriel MDC XXI, dan Om Adri. Kami melakukan pengamatan terhadap kondisi kesehatan terumbu karang dengan mengamati ikan, karang dan invertebrata (megabenthos). Pembagian tugas dalam tim caretta ini yaitu aku dan ka fikri sebagai fish observer, mas miko dan om adri sebagai roll master, mas taufik dan ka rizky sebagai coral observer serta mas jibriel dan mas nuy menjadi fotografer.

Tim Caretta Setelah Melakukan Montoring

 

Sebelum melakukan pendataan kami melakukan refreshment ikan dan karang, karena dalam pendataan ini skill menyelam saja tidak cukup namun kemampuan identifikasi juga sangat dibutuhkan. Kami pun melakukan refreshment dengan focus dan job nya masing- masing. Sangatttt seruuu menghafal nama-nama hewan laut walaupun memang terkadang membingungkan.

Pengamatan ikan di Pulau Koon, Maluku

Aku sebagai pengamat ikan mendapatkan tugas untuk mencatat semua jenis ikan kecil dengan estimasi ukuran 10-35 cm yang aku temui sepanjang transek yaitu 5×50 meter. selain jenis,  estimasi panjang dan biomassa nya juga di catat dalam kertas underwater. Semua jenis ikan yang ditemui dicatat untuk melihat keanekaragaman ikan di lokasi tersebut. Kami melakukan monitoring di 2 MPA yaitu MPA Koon sebanyak 20 titik  dan MPA Serutbar (Seram Utara Barat) sebanyak 22 titik. Kodisi setiap titik dan lokasi sangatlah beragam, dari yang berarus sangat kencang sampai setenang air kolam dan biota yang dijumpai pun beragam dari ikan yang ramai sekali lalu lalang di sekitar aku sampai ikan yang sepi  bisa dihitung jari. Hampir di setiap lokasi kami bertemu dengan penyu tidak hanya 1 melainkan bisa 5-6 penyu dalam satu kali penyelaman. Setiap penyelaman yang aku lakukan merupakan pengalaman baru dan menjadi pembelajaran untukku.

Salah satu penyu yang dijumpai

Kegiatan monitoring ini berlangsung selama 10 hari dengan pengalaman yang berkesan. Setelah kegiatan monitoring selesai sembari perjalanan pulang menuju teluk ambon kami melakukan fun dive di pulau run dan pulau suanggi di laut banda untuk bertemu hammerhead. Alhamdulillah kami bertemu dengan si hiu martil  walaupun  hanya 1  dan di menit0menit terakhir tapi bahagia bangetttttt. Selain itu kami berkesempatan untuk field trip di pulau neira dan bertemu masyarakat lokal disana. Setiap kegiatan yang kami lakukan pastinya tetap mematuhi protokol kesehatan dan sebelum berangkat kami sudah melakukan rapid test terlebih dahulu. Aku sangat senang dapat berkontribusi dalam monitoring ini memberikan ilmu yang aku punya dan mendapatkan banyak ilmu juga.

 

Waspada dira anuraga!


Mila Amelia Nur Azizah (MDC XXVI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *